Bagi yang sedang bergelut dengan proyek FTTH pasti akrab dengan nama di atas khususnya proyek milik MQM, tapi sebagian besar juga bingung mencari relevansinya.
Proyek FTTH (Fiber to The Home) sedang digalakkan sebagai bagian dari tren dunia telekomunikasi yang terkenal dengan “Next Generation Network” disingkat “NGN”, yang komponennya adalah “wired, wireless & virtual” di Indonesia tren ini mengarah ke jaringan infrastruktur lebih terlebih dahulu yang dikenal dengan “Fiberisasi”.
Berbicara FTTH maka ada 2 nama besar yang sedang menggalakkannya “Telkom” dan MQM.
Sehubungan dengan nama di atas banyak yang masih bingung seperti apa hubungannya.
Kita mulai dari PT. Moratel yang lengkapnya adalah “Mora Telematika Indonesia” yang disingkat MTI tapi lebih populer dengan “Moratel”.
Didirikan tahun 2000 oleh Galumbang Menak Simanjuntak, yang mulai serius menggarap Bisnis jaringan tahun 2007. Proyek perdana yang ditanganinya adalah membangun jaringan internasional Jakarta – Batam - Singapura melalui microwave dengan kapasitas 2xSTM-1. Tiga tahun kemudian, membangun jaringan kabel fiber optic. Di Singapura Moratel mendirikan Mora International Pte. Ltd. (Moratel Singapore), operator sekaligus pemegang lisensi jaringan kabel di Singapura.
Anak perusahaan dengan nama Mora Quatro Multimedia didirikan tahun 2010 yang mempelopori pembangunan jaringan Layanan internet dan cable tv dengan menggunakan media hfc (hybrid fiber to coaxial), dengan nama Cepat.Net yang terkenal dengan produk HomeLink. Berbasis triple Play yang terdiri dari Internet, TV kabel, dan penyedia telepon rumah dengan layanan Broadband Internet Access, Leased Line & VSAT Services.
Pada Desember 2012 MQM kemudian diakuisisi oleh PT. Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) sebuah perusahaan tambang dari Sinar Mas Group, melalui anak usahanya DSSA Mas Sejahtera. Pengambil alihan saham MQM sebesar 70% dan sisanya tetap dimiliki Gema Lintas Buana, Perusahaan induk dari MTI.
April 2013, MQM menandatangani Master Agreement, sehubungan dengan disain, teknik, pasokan, konstruksi, instalasi, testing dan commisioning, dan perawatan untuk 300,000 Homepass Gigabit Passive Optical Network, Fiber To The Home dengan PT Huawei Tech Investment selain itu MQM juga memperoleh fasilitas pembiayaan dari Huawei.
Mei 2013, MQM menandatangani Master Agreement,sehubungan dengan disain, teknik, pasokan, konstruksi, instalasi, testing, commisioning, dan perawatan untuk sistem 200.000 Homepass Gigabit Passive Optical Network Fiber To The Home dengan PT Fiber Home Technologies Indonesia.
Dalam implementasi di lapangan maka area untuk PT Huawei Tech Investment adalah Cibubur, Depok, Bekasi dan Semarang. Sementara PT Fiber Home Technologies Indonesia meliputi Tangerang, Bogor dan Surabaya.
Jangan heran kalau semua kompleks perumahan milik Sinar Mas pasti ada proyek FTTH MQM.
Adapun produk yang kemudian ditawarkan diberi merek dagang “Innovate”.
Quad play merupakan pengembangan dari triple play. Triple play sendiri merupakan konvergensi dari voice, video, dan data. Telepon seluler memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan dunia telekomunikasi sehingga triple play pada akhirnya harus dapat diakses melalui sebuah handheld.
Quad play dapat didefinisikan sebagai konvergensi layanan voice, video, dan data yang dapat diakses bersama dengan layanan mobile lainnya.
Cepat.Net menawarkan Triple Play sedangkang Innovate menawarkan Quad Play.
Tulisan singkat ini saya harap bisa menjelaskan judul di atas.
Sumber:
- http://joudane.wordpress.com/2008/07/15/layanan-quad-play
- http://wirasmada.blogspot.com/2011/05/gelombang-bisnis-tuan-galumbang.html
- http://www.tempo.co/read/news/2011/10/30/140363936/CEPATnet-Pelopori-Layanan-Triple-Play
- https://cepathomelinks.wordpress.com/about/
- http://www.indotelko.com/kanal?c=fa&it=Simak-Kinerja-Bisnis-Internet-dari-Dian-Swastatika
- http://www.indotelko.com/kanal?c=rm&it=Dian-Swastika-Akuisisi-Mora-Quatro-Multimedia
- http://www.moratelindo.co.id/
- http://cepat.net.id/
- http://www.innovate-indonesia.com/about
No comments:
Post a Comment