2.09.2012

Quality Manajemen Proyek Konstruksi

Kualitas saat ini sudah tidak lagi  diartikan sebagai sebuah pengertian tradisional dimana sebagai suatu pemenuhan (reconformance) terhadap suatu persyaratan, melainkan dikaitkan sebagai suatu produk/hasil yang dapat memuaskan konsumen.
Ketika proyek konstruksi berlangsung, berbagai tahapan proses yang dilalui seperti:
  • Inisiasi (inisiating)
  • Perencanaan (planning)
  • Pengerjaan/pelaksanaan (executing)
  • Pengontrolan (controlling)
  • Penutupan (closing)

Hal ini tidak luput dari sebuah management quality agar dapat menghasilkan output yang optimal. Tahapan dalam penjagaan sebuah kualitas agar tetap berada pada sebuah standar baku yang telah ditetapkan, menjadi sebuah penekanan terpenting dalam keberlangsungan sebuah proyek konstruksi.
Tahapan tersebut diantaranya:
  • Tahap perencanaan diperlukan sebuah prosedur perencanaan kualitas (quality planning)
  • Tahap pelaksanaan diperlukan sebuah jaminan kualitas (quality assurance)
  • Tahap evaluasi diperlukan sebuah pengontrolan terhadap kualitas (quality control)
  • Penjagaan serta pengembangan mutu (quality improvement)
Penekanan terhadap ketiga tahapan tersebut sebenarnya telah seringkali dilakukan pada proyek konstruksi  manapun dengan asumsi semakin baik kualitas, maka tingkat kepuasan pelanggan (customer), serta pengembalian (major returns) pada modal yang ditanamkan (invest) terhadap proyek tersebut akan semakin tinggi.
Jaminan kualitas (quality assurance) adalah garansi yang ditawarkan pada tahap pelaksanaan sebuah proyek konstruksi untuk menjaga seminimal mungkin kegagalan/kerugian dapat terjadi, meskipun terdapat banyak aspek yang terkait baik langsung ataupun tidak langsung pada proyek konstruksi tersebut.
Aspek-aspek yang dapat mempengaruhi sebuah kualitas diantaranya: manusia
  • Metode kerja
  • Mesin/peralatan
  • Material
  • Lingkungan.
Penjagaan kualitas pada tahap ini, menjadi sebuah tantangan yang cukup besar bagi seluruh stakeholder  bahwa tidak ada sebuah proyek konstruksi dimanapun yang memiliki kualitas 100% sempurna, mengingat peningkatan kualitas basisnya bukan pada inspeksi akhir, melainkan pada proses.  Untuk menciptakan suatu pekerjaan yang berkualitas sesuai dengan keinginan konsumen tidak harus mengeluarkan biaya yang lebih besar. Maka dari itu, diperlukan sebuah program peningkatan kualitas yang baik, dengan tujuan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik (better), lebih cepat (faster), dan dengan biaya lebih rendah (at lower cost).
Kepedulian terhadap mutu pada bidang jasa konstruksi juga semakin dituntut, sebagaimana adanya klausul quality assurance pada standar kontrak yang diterbitkan FIDIC (International Federation of Consulting Engineers) edisi terakhir, di mana pada edisi sebelumnya klausul tersebut tidak ada. Klausul tersebut mengaharuskan kontraktor untuk menerapkan sistem jaminan mutu untuk menunjukkan kemampuannya memenuhi mutu produk sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam kontrak
Penerapan sistem mutu yang baik secara konsisten akan memberikan manfaat  bagi  perusahaan  yang  menerapkannya,  antara  lain:
  • Meningkatkan penghematan biaya melalui penurunan biaya yang harus dikeluarkan atas kegagalan produksi.
  • Menyediakan sarana perbaikan yang terus menerus dan meliputi seluruh jajaran perusahaan.
  • Meningkatkan kepercayaan pelanggan.
  • Meningkatkan moral karyawan, selaras dengan meningkatnya citra perusahaan karena dimilikinya sertifikat yang diberikan oleh pihak ke tiga (badan sertifikasi).
Beberapa methode Quality manajemen yang digunakan dalam peningkatan kualitas (Quality Improven):
  1. ISO 9004 : 2008 — guidelines for performance improvement.
  2.  QFD — quality function deployment
  3.  Kaizen — 改善, Japanese for change for the better; the common English term is ''continuous improvement''.
  4. Zero Defect Program — created by NEC Corporation of Japan, based upon statistical process control and one of the inputs for the inventors of Six Sigma.
  5. Six Sigma - 6σ, Six Sigma combines established methods such as statistical process control, design of experiments and Failure mode and effects analysis|failure mode and effects analysis (FMEA) in an overall framework.
  6. PDCA — plan, do, check, act cycle for quality control purposes.
  7. Quality circle - a group (people oriented) approach to improvement.
  8. Taguchi methods- statistical oriented methods including quality robustness, quality loss function, and target specifications
  9. TQM - (total quality management) is a management strategy aimed at embedding awareness of quality in all organizational processes. 
  10. TRIZ - meaning "theory of inventive problem solving"
  11. BPR - (business process reengineering), a management approach aiming at 'clean slate' improvements
  12. OQM - Object-oriented Quality Management

Sumber:
http://journal.ui.ac.id/upload/artikel
http://en.wikipedia.org/wiki/Quality_management

2 comments:

Anonymous said...

Izin share gan...
Mau berbagi ilmu tentang dunia konstruksi

Agan agan dapat lihat di
www.sipilpoin.com

Ditunggu kunjungan baliknya gan
Thank

Unknown said...

Kira2 apa saja kendala kendala proyek ini pak???